Folk ceremony : Upacara Adat Mandi Kasai 1

Upacara Adat Mandi Kasai
Lubuk Linggau Sumatra Selatan

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3


Mandi Kasai






Upacara adat mandi kasai merupakan sala satu tradisi yang telah berkembang sejak dulu dikalangan masyarakat kota lubuklinggau. Tradisi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan pernikahan antara Bujang dan Dere. Upacara adat ini sebagai gambaran betapa tingginya penghargaan yang diberikan masyarakat terhadap suatu pernikahan. Pernikahan dalam pandangan tua-tua adat,tokoh masyarakat dan masyarakat pada umumnya sebagai suatu yang sangat sakral.(Situs Disbudpar Lubuk Linggau 2011)

UPACARA adat Mandi Kasai di Lubuklingau telah berlangsung sejak abad ke-14 yakni sebelum Kesultanan Palembang, sampai ke Daerah Uluan (Pedalaman Musi Ulu). Peristiwa yang cukup unik dan sakral ini sudah mulai ditinggalkan.

Mandi Kasai adalah mandi pengantin, dilaksanakan seusai acara persedekahan atau duduk pengantin dan para tamu undangaan sebagian besar sudah pulang ke rumah masing-masing, tepatnya di sore hari. Saat ini masyarakat, baik tua maupun muda-mudi, menyaksikan acara adat Mandi Kasai.

Menjelang acara Mandi Kasai mereka kembali menuju rumah pengantin. Mereka hanya mengenakan pakaian biasa di karenakan dalam acara ini orang-orang yang ikut menyaksikan akan ikut basah kuyup.

Dalam rangkaian acara ini akan berlangsung Mandi Simburan yaitu diantara yang hadir akan menyimburkan air ke arah masyarakat yang hadir seusai kedua pengantin mandi dan terjadilah simbur-menyimbur air.

Upacara adat Mandi Kasai mempunyai dua makna :
  • Pertama, kedua pengantin melepaskan masa remaja dalam arti kebebasan bergaul di antara bujang-dere (muda-mudi). Setelah menikah mereka harus sadar bahwa mereka telah memasuki kehidupan berumah tangga dengan segala aturan tidak tertulisnya.
  • Kedua, sebelum memasuki kehidupan berumah tangga, kedua pengantin harus bersih dan suci.

Saat Mandi Kasai, kedua pengantin diberikan nasihat dan diperkenalkan dengan keluarga besar pengantin. Harapan orang tua kepada mereka diungkapkan. Tentunya harapan agar kedua pengantin akan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah serta diberikan keturunan yang saleh.



Menurut Darwis, SP.d dan Sabda Priyajaya dalam buku mereka "Tata Cara Adat Perkawinan Suku Bangsa Linggau di Sumsel " yang diterbitkan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Pelestarian Nilai Budaya yang Bersejarah, Dinas Pendidikan Pemprov Sumsel tahun 2010, ada beberapa tahapan mendasar dari upacara adat Mandi Kasai.

Tahapan dimaksud dimulai dari persiapan.

Keperluan ketika mandi di sungai
  • tikar purun (terbuat dari rotan),
  • mangkok langer berisi jeruk nipis yang sudah diiris dan dicampur dengan air,
  • peliman atau tempat sirih yang berisi sirih dan gambir yang dilipat segi empat kecil dan diberi kapur sirih di dalamnya (sebanyak dua lipatan sirih gambir).
  • tempat sumping atau bakul kecil berisi empat untaian sumping terbuat dari daun sedengen, setati dan beringin yang diikat dengan benang tiga warna (merah, putih dan hitam).
  • bakul tempat pakaian cadangan pengantin,
  • bakul tempat pakaian mandi dan perlengkapan mandi maupun perlengkapan setelah mandi berupa minyak wangi, handuk, bedak sarigayu tiga warna, sisir, sabun mandi dan cermin. Semua alat ini dibawa oleh Dere-dere yang dipimpin oleh Tua Dere.

Lalu persiapan berikutnya meliputi sebelum mandi, setelah mandi dan pakaian pelara.

Perlengkapan sebelum mandi

Pakaian pengantin laki-laki;
  1. pakaian teluk belango,
  2. kain songket atau tajung asli, diikat hingga ke dada,
  3. kopiah atau ikat kepala (deda),
  4. keris,
  5. sandal,
  6. papaj atau selendang kecil.
Pakaian pengantin perempuan yakni:
  1. mengenakan kain lasem,
  2. kebaya dan
  3. selendang rebang.

Perlengkapan setelah mandi
Pakaian pengantin laki-laki terdiri dari :
  1. kain songket berbenang emas atau kain tajung asli,
  2. badong,
  3. ikat kepala atau deda,
  4. keris,
  5. selendang rebang,
  6. sumping benang tiga warna diikat dengan dedaunan sedengen, setati dan beringin dan
  7. sandal pengantin
Pakaian pengantin perempuan terdiri dari :
  1. kain songket berbenang emas atau kain lasem,
  2. selendang rebang atau pelangi,
  3. sanggul,
  4. tapung,
  5. pliis,
  6. pending,
  7. kalung kebo mungguh,
  8. kembang melati,
  9. sumping benang tiga warna diikat dengan dedaunan sedengen, setati dan beringin
  10. sandal pengantin


Bersambung ke bagian 2


KategoriUpacara Adat
GenreSuku di Lubuk Linggau
Sub GenreMandi Pengantin
Penulis:Aminuddin
AuthorSriwijaya Post 150211
EditorTun Jang
PhotoDispudbar, Lubuk Linggau 2011

No comments:

Post a Comment